Berpikir dan merenung 1 dan 2

by Zulkarnain Bandjar

 

Berpikir dan merenung (1)

(Adz-Dzariyat : 21)
“Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada dirimu”

Izinkanlah diri anda untuk fokus sesaat,
(Maksudnya : tetap membaca, sambil membayangkan dan merasakan, apa yang ada dipikiran dan perasaan anda)

Rasakan apapun yang ada di hati anda saat ini.
Biarkanlah pikiran-pikiran anda.., perasaan-perasaan anda..,

atau ceritera-ceritera yang berkeliaran di kepala anda untuk hadir seutuhnya.
izinkanlah mereka untuk ada bersama anda sejenak hingga bacaan ini usai.

Fokuslah pada apa yang anda pikirkan, yang sedang anda bahas di kepala anda saat ini, dan rasakanlah bagaimana perasaan anda mengenai hal itu saat ini.
Bisakah anda menerima saja perasaan itu saat ini, secara terbuka seutuhnya di hati anda?
Namun sebelumnya, tahukah anda dari manakah perasaan itu muncul?
dan apakah keinginan yang mendasarinya?
Apapun alasan yang ingin anda berikan, bisakah anda mengizinkan diri anda untuk MELEPASKANNYA?

Fokus kembali pada hal-hal yang sedang anda pikirkan, dan lihatlah apakah ada sesuatu dari hal itu yang menimbulkan rasa tidak suka di hati anda saat ini?
Anda mungkin tidak suka dan ingin merubahnya?
Atau anda tidak suka dan tidak ingin merubahnya?
Atau mungkin ada bentuk-bentuk ketidaksukaan yang lain dalam benak anda?
Munculkan semua perasaan-perasaan yang membuat anda tidak suka itu.
Bisakah anda izinkan sejenak diri anda, untuk sepenuhnya merasakan kembali rasa ketidaksukaan itu?
Dan kemudian bisakah anda izinkan diri anda untuk MELEPASKAN semuanya?

Tidak suka = penolakan = mendorong kenyataan

“Yang terjadi ketika anda mendorongnya adalah dia akan mendorong balik pada anda.”

Penolakan mengatakan = Bahwa kita tidak bisa menerima hal itu apa adanya, namun ketika kita menolak sesuatu berarti kita membuat hal itu semakin jelas pada kita.

Apa yang tidak kita sukai akan semakin kita rasakan kehadirannya,
Karena rasa tidak suka yang mendominasi alam pikiran kita = kita meminta kehadirannya untuk datang kepada kita = apa yang diminta pasti di kabulkanNya
Karena permintaan “doa” bukan dari kata-kata yang kita ucapkan saja, namun dari nuansa yang kuat yang ada dipikiran itulah yang sangat berpotensi jadi kenyataan, walau tidak di ucapkan sama sekali.
“Aku bagaimana prasangka hambaku terhadap-Ku”

karena itu lihatlah :
Apakah ada sesuatu di pikiran anda yang menimbulkan rasa tidak suka dihati anda?
Bisakah anda izinkan sejenak diri anda untuk merasakan ketidaksukaan itu?
Dan kemudian bisakah anda MELEPASKANNYA, untuk selamanya?

Salam
Zulkarnain Bandjar

Suka ·
    • Dika Doank Kesimpulannya “Anda adalah apa yg anda pikirkan”,,, dan kita hrus Berpikir Positif krn itu “DOA”… Begitukan Bang…? salam
      Berpikir dan merenung (2)

      “Bismillahirrahmanirrahim”

      Tanamkan dalam-dalam kalimat di atas ini di dalam hati anda, bahwa Allah Maha Pengasih, Allah Maha Penyayang,
      (Maksudnya : Allah tidak akan mendzolimi umatNya sedikitpun)

      Bahwa :
      Setiap manusia menginginkan untuk selamat.

      Namun.., keinginan yang kuat untuk selamat, yang ada didalam diri anda, terkadang bisa menimbulkan “perasaan takut tidak selamat.”

      Apa yang membuat anda takut tidak selamat?
      Apakah karena “dosa” yang telah anda perbuat..?

      Fokus kembali pada kalimat “Bismillahirrahmannirrahim”
      Bisakah anda biarkan diri anda untuk merasakan rasa takut itu datang..?
      Dan kemudian bisakah anda MELEPASKANNYA?

      Apakah ada sesuatu yang membuat anda merasa sedikit tidak percaya dengan kalimat diatas, atau merasa tidak aman karena begitu banyak “dosa” yang sudah diperbuat, atau teracam dengan hukum-hukum yang telah ditentukan, yang semua membelenggu hati anda?

      Dengan kesadaran yang penuh, bisakah anda MELEPASKANNYA?

      Biarkan rasa takut itu pergi dari kesadaran atau hati anda?
      Lepaskan perasaan itu dalam diri anda, dan biarkan perasaan yang lebih terbuka dan lebih ringan tumbuh dan berkembang di dalam hati.

      Bila perasaan menjadi ringan berarti anda sudah tidak terbebani oleh rasa takut, pertahankan perasaan ini hingga menimbulkan rasa aman dan nyaman didalam hati,

      “Ketahuilah bahwa rasa tidak nyaman itu bersifat membelenggu dan terbatas, sedangkan rasa nyaman bersifat bebas dan tak terbatas.”

      Maka biarkanlah perasaan anda bebas seperti apa adanya, biarkanlah diri anda untuk benar-benar merasa rilex didalam rasa nyaman ini,

      Dan biarkanlah diri anda tenggelam didalam kenyamanan yang semakin dalam.

      Biarkanlah diri anda terus tenggelam dan tenggelam didalam rasa nyaman itu,

      Semakin dalam lagi…, dan biarkanlah…., izinkanlah rasa nyaman itu menyelimuti anda…, melingkupi anda…,
      sebisa yang anda dapat rasakan,

      Dengan demikian, maka rasa damai dan rasa nyaman akan terasa dihati anda,

      Rasa ini selalu ada betapun “extremnya” perasaan anda.
      Rasa damai ini akan selalu ada disitu, didasar hati anda,
      dan kapanpun anda inginkan maka anda dapat mengakses kekuatan potensi anda yang tak terbatas ini.

      Dan kekuatan ini mampu menghilangkan kebuntuan rasa, keterbatasan yang anda rasakan, jika anda mau meng-izin-kannya.

      Jadi bisakah anda biarkan saja diri anda untuk merasa nyaman dan damai saat ini juga dan seterusnya..?

      Salam
      Zulkarnain Bandjar

      Suka ·
        • Mega Cinta Consultan PAK Zulkarnain Bandjar. Terimakasih sharenya. Ini adalah betul2 sebuah terapi Bismillahirrohmanirrohim… Salam kenal dari saya pak Acep Rahmatullah dari Palembang. Wasalamualaikum.wr.wbrkth
          6 Agustus pukul 23:36 melalui seluler · Batal Suka · 1
        • Feri Setiawan bismillahirohmanirohim,,bang ne sesutu yang sangat menarik antara rasa tkut dan tdak nyaman baek dlam sholat maupun ibdah keseharian,,yang membuat tkut sholat dngan mata melek,,ketenangan hati,,
        • Dika Doank Pak Bagaimana org bisa menghypnotis atau jln ceritanya…? salam
        • Feri Setiawan karna trkadang saya merasa dan mengalamix,,trkadang badan saya suka kaget kalo mendengar suara,,apakah ini?
        • Jou Kota Alifa Salam …
        • Ilmu Hakekat Usul Diri ‎@Dika Doank, Hipnotis = Seni berkomunikasi
          (maksudnya : bagaimana caranya kita menyampaikan suatu maksud kepada orang lain agar ia dapat mengikuti kata2 kita)
          Tak seorangpun yang dapat menghipnotis diri kita jika saja tidak kita izinkan hal itu terjadi, karena hakekatnya “bukanlah orang lain yang menghipnotis, namun kita-lah yang menghipnotis diri kita sendiri” tugas seorang hypnotist adalah membantu/mempermudah/membuka jalan bagi kita untuk masuk kedalamnya.
        • Ilmu Hakekat Usul Diri ‎@Feri Setiawan, Kaget = reflex naluri, Seseorang akan kaget manakala sesuatu yang akan terjadi pada dirinya di luar batas kontrol pikiran sadarnya, (maksudnya : kaget itu berada pada kondisi di bawah alam sadar dia), sejauh reflex ini tak berlebihan tak ada masalah, namun jika sering kaget karena “mendengar” atau “melihat” maka kita perlu masuk ke alam bawah sadar untuk “memperbaikinya”
        • Dayat Naga mengapa sy sering kaget dan bgmn memperbaikinya guru?
        • Feri Setiawan bagaiman a..memperbaikinya?????????
        • Ilmu Hakekat Usul Diri ‎@Dayat Naga, Hidup ini dgn wilayahnya masing2, dimanakah wilayah kita? Seumpama kita biasa bermain di “pasar swalayan”, suatu saat ada yang mengajak bermain ke “pasar kaget” maka tentulah kita akan menjadi “terkaget-kaget” (maksudnya : yang membuat kita kaget karena kita belum banyak mengenal lingkungan sekitarnya)
          Kalau kita sudah mngenali lingkungan sekitarnya tidak ada lagi yang bisa membuat kita kaget, (mengenal=meningkatkan kwalitas keimanan)
          Dengan keimanan yang kuat kita mengetahui bahwa hakekatnya tidak ada “suara-suara” atau “penampakan2” yang berada di luar kontrol kita, apabila tidak terkontol = kita mengizinkan mereka masuk = memiliki keimanan yang rendah = hati yang kecil = gampang kaget.
          Memperbaikinya = “mengutak-atik” yang ada di dalamnya, tentunya harus masuk kedalam, caranya masuk dengan menyesuaikan “frekwensinya”, keimanan berada pada level pikiran bawah sadar yaitu level keyakinan maka masuklah melalui jalan itu.
        • Feri Setiawan terima kasihhhhhhhhh………….
        • Iwan Mirwan maha guru sungguh besar jasamu…smga yang bergabung membuat semakin sadar..akan Rahmat Allah